May 31, 2017

Konsep Belanja Online Sambil ‘Menabung’ yang Ditawarkan ShopBack Menarik bagi Netizen Indonesia

Penulis: Iwan RS
Konsep Belanja Online Sambil ‘Menabung’ yang Ditawarkan ShopBack Menarik bagi Netizen Indonesia  

MOBITEKNO – Bisnis e-commerce dengan berbagai diferensiasi banyak bermunculan di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Banyaknya diskon dan cashback yang ditebar secara rutin oleh berbagai pelaku e-commerce, seperti Lazada, Zalora, Tokopedia, Bukalapak, dan MatahariMall ini disiasati oleh salah satu e-commerce asal Singapura, yakni ShopBack.

ShopBack memahami betul jika pengguna Internet (netizen) di Indonesia sangat gemar berbaga produk yang dijual dengan diskon dan cashback tertentu. Dengan menawarkan konsep 'komisi' bagi pengguna ShopBack yang berbelanja di berbagai e-commerce yang ada, terbukti pengguna ShopBack cukup populer dan terus bertumbuh di Indonesia.

Meskipun metode penjualan dengan diskon dan cashback mempunyai tujuan sama, yaitu meberi potongan harga jual produk, keduanya sedikit berbeda dalam hal pemberian potongan harga. Perbedaan pokoknya, diskon memberikan potongan harga di depan (awal), sedangkan cashback di belakang (setelah transaksi).

Lalu, konsep cashback seperti apa yang diterapkan ShopBack untuk menarik netizen menggunakan layanan atau aplikasi mereka? Prinsipnya tidak jauh berbeda dengan konsep cashback yang diterapkan affiliate marketing lainnya. Bedanya, ShopBack menyisihkan sebagian komisi yang didapatkan untuk diberikan kepada pengguna dalam bentuk simpanan di akun. Kumpulan (kumulatif) cashback ini hanya berlaku untuk 1 tahun setelah status cashback berubah menjadi “Bisa di-klaim” dan harus dicairkan (ke rekening) dalam waktu 1 tahun.

.

""

(ki-ka) Inge Kosasih, Vice President Marketing ShopBack Indonesia dan Yolanda Margaretha, Vice President Partnership ShopBack Indonesia saat menjelaskan perkembangan bisnis e-commerce ShopBack di Indonesia (31/5/2017).

Selain memberikan keuntungan pengguna dalam bentuk cashback, ShopBack juga menguntungkan bagi pelaku e-commerce sendiri. Pasalnya, mereka hanya mengenakan komisi jika benar transaksinya benar-benar terjadi (cost per sale atau CPS). Perlu dikatahui, mayoritas layanan affiliate marketing umumnya masih menerapkan moetode biaya per kilk atau cost per click (CPC).

Menurut pengakuan Yolanda Margaretha, Vice President Partnership ShopBack Indonesia, di Jakarta, Senin (30/5/2017), "ShopBack mirip seperti mal untuk situs belanja online. Bedanya, kalau belanja melalui ShopBack, konsumen bisa langsung mendapatkan reward berupa cashback dari e-Commerce yang sudah bekerja sama."

"Untuk mendapatkan cashback, cukup mengakses layanan (website) atau aplikasi ShopBack. Lalu pilih salah satu e-Commerce dan lakukan belanja seperti biasa di e-Commerce tersebut. Nantinya cashback akan masuk ke akun pengguna dan bisa dipindahkan ke rekening bank" tambah Yolanda.

Sekadar memberikan gambaran, Yolanda menyatakan bawah rata-rata pengguna ShopBack bisa mendapatkan cashback hingga Rp 2 juta dalam setahun. Jumlahnya bisa di atas Rp 2, misalnya hingga Rp 5 juta, jika intensitas (frekuensi) belanja si pengguna jauh lebih lebih tinggi.

Sejak diluncurkan 2015 lalu di Indonesia, selain e-commerce Lazada, Zalora, Tokopedia, Bukalapak, dan MatahariMall, saat ini setidaknya sudah ada sekitar 150 e-commerce yang telah melakukan kerja sama dengan ShopBack.

Semakin banyaknya e-commerce yang berkolaborasi dengan ShopBack membawa dampak positif bagi pertumbuhan pengunanya. ShopBack mengklaim jumlah penggunanya telah mencapai jumlah sekitar 1 juta orang dengan pengguna aktif (memakainya untuk berbelanja) mencapai 40 persen. Jumlah ini tergolong yang terbesar di kawasan Asia (Malaysia, Filipina. Taiwan, Thailand, dan India) dimana ShopBack beroperasi.

 

Tags: , , , , , ,


COMMENTS