December 6, 2021

Teknologi 5G Percepat Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Penulis: Rizki R
Teknologi 5G Percepat Revolusi Industri 4.0 di Indonesia  

Mobitekno – Pelan tapi pasti, adopsi dan penerapan 5G di Indonesia telah menunjukkan ke arah yang benar. Meski implementasinya tak secepat dan merata dari negara maju lainnya, berbagai kemungkinan pemanfaatan internet super kencang ini menjadi kian terbuka khusus di Tanah Air.

Tahun ini juga menandakan Indonesia mulai masuk ke era 5G. Namun belum seluruh kota bisa merasakan jaringan cepat itu. Sejauh ini baru ada di 9 kota yang sudah mendapatkan layanan komersial 5G, antara lain Jabodetabek, Bandung, Batam, Balikpapan, Makassar, Solo, dan Medan.

Melalui koneksi 5G, implementasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia dalam beberapa waktu ke depan dinilai akan lebih cepat.

Dharma Simorangkir, Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel, menjelaskan bahwa jaringan 5G memiliki karakteristik yang berbeda dengan 4G. Itulah mengapa teknologi 5G sangat relevan dengan industri 4.0.

“Pertama, kecepatan jaringan 5G bisa mencapai 20 kali lipat dibanding 4G, sehingga peruntukannya bisa digunakan untuk industri kesehatan. Contohnya mentransfer data gambar yang besar saat CT Scan,” ungkap Dharma beberapa waktu lalu.

Peluncuran Telkomsel 5G 2

Kedua adalah latency. Perbedaan latency pada jaringan 4G dan 5G cukup signifikan. Untuk 4G, tingkat latency yang dihasilkan berkisar antara 30 hingga 50 ms. Sementara untuk 5G sudah bisa menyentuh angka 1 ms.

“Hal ini sangat mungkin bisa diterapkan di dunia otomotif, seperti kendaraan otonom yang memerlukan reaksi cepat dan mampu merespons dengan cepat dari satu instruksi, misalnya ketika diharuskan mengerem secara mendadak. Contoh lainnya ada pada industri manufaktur yang digunakan untuk respon cepat,” papar Dharma.

Dharma melanjutkan, yang ketiga yaitu dari sisi koneksi. Untuk 5G, sinyal radio 5G menargetkan setiap perangkat yang terkoneksi dengan presisi hingga 1 juta sensor dan perangkat per kilometer persegi. Sedangkan sinyal radio 4G memancarkan sinyal hanya dalam radius area di sekitarnya.

Kemudian, keempat sekaligus yang terakhir adalah dari segi efisiensi jaringan. Internet 5G mampu menghubungkan berbagai jenis perangkat dengan tipe konektivitas sesuai kebutuhan, seperti konektivitas low energy untuk smartwatch. Sementara untuk 4G lebih mengusung konsep one-size-fits-all sehingga setiap perangkat mendapatkan layanan yang sama.

Potensi kontribusi 5G terhadap transformasi industri di Tanah Air pun nantinya dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh para startup, pelaku bisnis, dan penggiat ekosistem digital untuk terus berinovasi dan menjadi roda penggerak kemajuan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. 5G tidak bisa berjalan sendirian untuk menciptakan perubahan, melainkan dibutuhkan talenta-talenta berkualitas yang mampu memadukan 5G dengan teknologi lainnya untuk menciptakan solusi praktis.

Sebagai tambahan, 5G Telkomsel telah hadir di ajang olahraga baik berskala nasional maupun internasional. Bulan Oktober lalu, Telkomsel menggelar jaringan 5G di Papua untuk pertama kalinya sekaligus menghadirkan pengalaman digital teknologi terbaru dalam momentum Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

Terbaru, Telkomsel turut mendukung digitalisasi di salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI yakni kawasan Mandalika. Jaringan 5G Telkomsel hadir di Mandalika International Street Circuit yang menjadi lokasi rangkaian event internasional olahraga otomotif tingkat dunia, yaitu World Superbike 2021.

“Inilah yang Telkomsel coba bangun melalui deployment kita di 5G. Jadi kita tidak hanya membangun jaringan, tapi juga membangun ekosistem, karena gak ada satu perusahaan pun yang sukses kalau hanya sendirian,” tandas Dharma.

Tags: , , , ,


COMMENTS